Pelayanan Linen Inventory |
Fasilitas yang tersedia pada hotel sangat berbeda dari fasilitas yang disediakan pada rumah dan tempat-tempat lainnya. Fasilitas di hotel lebih mengutamakan kualitas yang akan memberikan kenyamanan kepada tamu yang menginap. Oleh karenanya hotel hanya akan menggunakan produk-produk yang berkualitas sebagai bagian dari fasilitas yang ditawarkannya. Berbagai jenis fasilitas dengan beragam material yang sesuai dengan tujuan dan fungsi tertentu dipilih untuk memperindah dan memberikan kenyamanan pada hotel, dari mulai fasilitas yang berbahan dasar plastik, besi, perak hingga kain.
Fasilitas hotel yang paling tinggi tingkat interaksinya dengan tamu adalah kamar. Kamar adalah tempat dimana tamu beristirahat dan menghabiskan sebagian besar waktunya. Sebagain besar fasilitas yang terdapat di kamar hotel berbahan dasar kain. Mulai dari selimut hingga handuk. Fasilitas yang berbahan dasar kain merupakan mayoritas pengisi suatu hotel, hingga munculah sebuah istilah linen hotel.
Fasilitas hotel yang paling tinggi tingkat interaksinya dengan tamu adalah kamar. Kamar adalah tempat dimana tamu beristirahat dan menghabiskan sebagian besar waktunya. Sebagain besar fasilitas yang terdapat di kamar hotel berbahan dasar kain. Mulai dari selimut hingga handuk. Fasilitas yang berbahan dasar kain merupakan mayoritas pengisi suatu hotel, hingga munculah sebuah istilah linen hotel.
Baca Juga: Pengertian Laundry Section Pada Hotel Meliputi Pembagian Staff, Mesin Laundry, Tujuan Pencucian
- Table Cloth (taplak meja)
- Place Mat (alas piring)
- Seat Cover (penutup kursi)
- Napkin (serbet)
- Dan lain-lain
- Linen Housekeeping
Produk-produk yang digunakan pada linen housekeeping diantaranya adalah :
- Bed Sheet (pelapis kasur)
- Bed Cover (sprei)
- Pillow Case (sarung bantal)
- Towel (handuk)
- Bath Mat (keset)
- Blanket (selimut)
- Dan lain-lain
Disini Kita akan membahasa Bagai mana sih Proses Pencucian Linen di Perhotelan dan Bagai mana Prosedur yang baik, Silahkan Simak selengkapnya di bawah ini:
Proses Pencucian Linen
Setelah diadakan perputaran linen-linen tersebut digunakan bagi keperluan operasional seperti menyiapkan kamar, atau kegiatan layanan makanan dan minuman di hotel. Pada esok harinya linen tersebut akan diganti dengan linen baru agar dapat diketahui sumber linen kotor tersebut bermula baik itu dari kelalaian pada seksi atau departemen lain atau dari kamar tamu. Adapun proses pencucian linen, sebagai berikut :
1.Pengumpulan Linen Kotor ( Collecting a soiled Linen)
Linen- linen kotor dikumpulkan dalam Linen humper ( untuk room section). Kemudian, petugas linen akan mengambil linen yang kotor dari Linen hunper , sekaligus mengumpulkan dan mencatat jenis dan jumlahnya. Pencatatan ini penting dilakukan untuk menghitung jumlah linen yang dipakai dan diganti. Penghitungan antara keduanya harus sama, sedangkan untung linen kotor dari restaurant, pengumpulannya dilakukan langsung oeh petugas restaurant itu sendiri. Setelah diambil dari kamar maka linen kotor dibawa ke Linen room untuk dibuatkan daftar cucian dan administrasi lain sebagai fungsi kontrol. Adapun hal-hal yang harus di perhatikan yaitu sebagai berikut :
- Semua linen yang akan dicuci di Laundry, harus melalui General Linen Room disertai daftar cucian.
- Jumlah linen kotor yang dikirim harus tertulis di dalam daftar cucian.
- Setelah sampai di binatu, linen kotor akan dihitung oleh Linen Checker bersama dengan Linen Boy dan petugas linen.
- Hasil penghitungan akan ditulis pada daftar cucian.
- Pengiriman kembali linen bersih ke ruang linen ( Linen Room) harus sama dengan jumlah linen kotor yang dikirim dan disertai dengan daftar cucian.
- Jika terjadi perbedaan, harus segera ditinjaklanjuti.
2. Pengiriman ( Delivering a soiled linen)
Pengiriman linen kotor pada umumnya dilakukan petugas Linen Boy/ Linen runner dengan beberapa cara, antara lain :
a. Dipikul
Cara ini sudah jarang digunakan di hotel- hotel, mengingat resiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi sangat tinggi. Linen kotor yang akan dibawa bukan hanya satu atau dua klembar saja, melaikan bias saja dalam jumlah yang banyak. Kalau cara ini terpakasa dilakukan maka harus memperhatikan beran beban yang akan dibawa, misalnya sebagai berikut :
Pengiriman linen kotor pada umumnya dilakukan petugas Linen Boy/ Linen runner dengan beberapa cara, antara lain :
a. Dipikul
Cara ini sudah jarang digunakan di hotel- hotel, mengingat resiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi sangat tinggi. Linen kotor yang akan dibawa bukan hanya satu atau dua klembar saja, melaikan bias saja dalam jumlah yang banyak. Kalau cara ini terpakasa dilakukan maka harus memperhatikan beran beban yang akan dibawa, misalnya sebagai berikut :
- Linen harus dibungkus dengan linen lain sehingga kemungkinan ada linen yang rusak atau ternoda.
- Oleh karena digunakan sebagai pelindung linen yang lain, maka linen pembungkus tidak boleh diletakan sembarangan.
- Linen tidak boleh diseret.
b. Menggunakan Kereta Linen (Linen Trilley)
Cara ini paling banyak dijumpai di hotel, karena mengingat efisiensi kerja dan kemudahan dalam pengantaran. Karena penggunaan kereta, maka linen terjaga kebersihannya dan petugas terhindar dari keseleo atau kecelakaan kerja.
Cara ini paling banyak dijumpai di hotel, karena mengingat efisiensi kerja dan kemudahan dalam pengantaran. Karena penggunaan kereta, maka linen terjaga kebersihannya dan petugas terhindar dari keseleo atau kecelakaan kerja.
c.Menggunakan Saluran Linen ( Linen Chute)
Saluran linen diprgunakan di hotel-hotel bertingkat, untuk mempermudahkan pengiriman linen kotor dari lantai-lantai tinggi. Jika hotel menyediakan linen chute sebagai sarana untuk mengirim linen kotor maka ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Pastikan tidak ada benda-benda tajam didalam saluran linen.
- Pada tempat keluaran linen (di laundry) perlu ditempatkan trolley penampungan agar linen tidak jatuh secara langsung ke lantai. Pastika kebersihan linen chute-nya.
- Jagan memasukan linen terlalu banyak sehingga menutupi saluran.
3. Pemeriksaan / Penyortiran Linen Kotor ( Checking a Soiled Linen)
Setelah linen kotor berada di laundry untuk dicuci, maka petugas laundry akan melakukan pemeriksan dan penyortiran linen. Adapun hal-hal yang akan diperiksa sebagai berikut:
a. Jenis dan jumlah linen.
b.Asal depratement.
c.Kerusakan atau ternoda.
Pada kegiatan penyortiran, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a.Jenis kain
a.Jenis kain
- Asal bahan ( cotton, polyster, rayon, nylon, silk, wool ).
- Warna ( putih atau warna mda, tua, campuran).
- Tingkat ketebalan kain.
- Ukuran kain.
b.Tipe Kotoran
- Yang larut dalam dry cleaning solvent ( minyak, oli, atau lili).
- Yang larut di dalam air ( gula, galam, kecap, soup, atau bumbu).
- Yang larut dalam banyuan mekanis (tanah dan lumpur)
4.Pencucian ( washing)
Pada proses pencucian, yang harus diperhatikan adalah kapasitas mesin dan jenis tekanan mesin yang diperlukan. Petugas pencucian harus mengetahui dengan benar pengoperasian mesin. Sebelum dicuci dengan proses pencucian, terlebih dahulu linen tersebut direndam dan dihilangkan nodanya. Setelah direndam, lakukanlah tahap pencucian sebagai berikut :
- Dicuci dengan detergen lalu dibilas.
- Diperas dan dibilas kembali.
- Diperas lagi ( dibilas bleh sampai 3x).
5.Pemerasan (Extracting)
Proses pemerasan dilakukan dengan menggunakan mesin extractor. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain penggunaan mesin tersebut harus disesuaikan dengan jenis linen yang akan diperas. Yang harus diperhatikan pada saan menggunakan mesin pemeras, yaitu sebagai berikut:
- Perhatikan kapasitas mesin.
- Atur kecepatan pemerasan (tinggi, sedang atau rendah).
- Perhatikan kadar air pada waktu pemerasan.
6.Pengeringan (Drying)
Proses pengeringan dilakukan untuk menyempurnakan proses pemerasan sehingga linen kering sempurna sehingga siap untuk digunakan kembali. Bila linen tidak sempurna keringnya dapat menimbulkan jamuran, noda ataupun bau yang kurang sedap.
Yang harus diperhatikan pada saat pengeringan linen adalah sebagai berikut:
- Perhatikan tingkat kecepatan mesin pengering
- Ataur waktu yang diperukan sesuai dengan jenis linen.
- Linen tidak boleh terlalu dikeringkan.
7. Penyetrikaan (pressing)
Proses menyetrika linen-linen dapat menggunakan beberapa alat, yaitu sebagai berikut:
a. Flat roll ironer, yaitu mesin yang digunakan untuk menyetrika linen-linen hotel yang berupa lembaran. Misalnya, seprai, sarung bantal, tapak lena, napkin, dan sebagainya.
Yang harus diperhatikan pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
Proses menyetrika linen-linen dapat menggunakan beberapa alat, yaitu sebagai berikut:
a. Flat roll ironer, yaitu mesin yang digunakan untuk menyetrika linen-linen hotel yang berupa lembaran. Misalnya, seprai, sarung bantal, tapak lena, napkin, dan sebagainya.
Yang harus diperhatikan pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
- Linen tidak boleh terlalu basah/kering
- Linen yang sobek jangan do roll.
- Steam jangan terlalu panas.
- Bantal roll tidak merata.
- Dilakukan terus menerus.
Istilah lain untuk alat ini adalah Mangler/ roller.
b.Hand ironer, alat setrika ini dipergunakan untuk linen-linen yang berukuran kecil dan dapat beberapa variasi. Dengan demikian tidak bias dimasukan ke dalam roll kain skirting yang telah dibentuk.
Yang harus diperhatikan pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
b.Hand ironer, alat setrika ini dipergunakan untuk linen-linen yang berukuran kecil dan dapat beberapa variasi. Dengan demikian tidak bias dimasukan ke dalam roll kain skirting yang telah dibentuk.
Yang harus diperhatikan pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
- Perhatikan ukuran panas harus sesuai dengan asal bahan.
- Perhatikan kabel tidak terlilit/terbuka.
- Selalu gunakan alas sepatu karet.
8. Pelipatan Linen Bersih (Folding a Clean Linen)
Melipat linen dapat menggunakan mesin lipat secara manual. Pada hotel-hotel besar, pelipatan linen-linen berupa lembaran besar biasanya menggunakan folding machine yang tergabung dengan flat roll ironing. Ketika linen-linen tersebut dimasukan ke dalam roller, linen akan keluar diujung berikutnyasudah dalam keadaan terlipat. Bila dikerjakan secara manual, linen dilipat dengan tenaga manusai. Biasanya bila linen lembaran disetrika dengan roller tetapi tidak disediakan mesin pelipatnya, makan linen yang sudah disetrika tersebut akan menumpuk menunggu dilipat oleh petugas. Hal ini karena umumnya kecepatan mesin bila dibandingkan dengan kecepatan tangan manusia jelas berbeda.
9. Penyimpanan Linen Bersih (Storing a Clean Linen)
Penyimpanan lnen bersih harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh mengingat biaya yang dikeluarkan untuk pengadaanyantidak mudah dan jumlahnya tidak sedikit. Untuk menjaga kondisi linen tersebut, ruang penyimpanan harus bersih dan kering.
Linen-linen yang telah bersih dari laundry siap dikirim ke seksi-seksi yang membutuhkan. Sebelum dikirim ke seksi-seksi linen tersebut disimpan dengan rapi secara berkelompok.
- Untuk memudahkan pengecekan setiap tumpuk linen harus sama jumlah dan jenisnya.
- Usahakan ada celah antara tumpukan agar ada sirkulasi udara.
- Gunakan system FIFO dalam pendistribusian.
- Lena yang berukuran besar diletakan pada rak yang plaing bawah.
- Lena yang sering digunakan diatur pada rak yang sejajar dengan tangan.
- Berikan label untuk setiap jenis lena pada rak.
- Sisihkan lena yang rusak.
10. Pengiriman Linen.
Pengiriman linen ke seksi-seksi dilakukan dengan kereta roomboy dan disesuaikan dengan tingkat hunian kamar.
11.Penggunaan Linen.
Dalam penggunaan linen perlu diperhatikan dengan baik sehingga linen yang rusak/ ternoda dapat diminimalkan. Bila ada penyalahgunaan terhadap penggunaa linen segera lapor kepada atasan.
Demikian Penjelasan Tentang Proses - Poses dalam Pencucian Linen dari Pengumpulan Linen Kotor Hingga Penggunaan Linen Yang Baik. Semoga Bermanfaat